Rabu, 30 April 2014

Kanker Anak ?

sebelum kami menceritakan tentang beberapa kisah tentang keganasan kanker yang dapat berkembang setiap detiknya, apakah hati anda kuat melihat seorang malaikat kecil yang harus menderita dan berjuang melawan sel sel kanker yang ada di dalam tubuhnya ? mereka tidak dapat menikmati masa kecilnya dengan bermain seperti anak anak sehat pada umumnya, mereka diberikan cobaan yang sungguh mulia dengan menahan rasa sakit yang tidak dapat di jabarkan dengan kata kata. Apakah anda tau tentang Kanker Anak?
Kanker pada anak dapat disembuhkan bila ditemukan sejak dini dan memperoleh penanganan yang baik.
Penyakit kanker pada anak umumnya jarang dibandingkan angka kejadian kanker pada orang dewasa. Kanker pada anak tercatat sekitar 2-4% dari seluruh angka kejadian kanker pada manusia.
Namun, dari data statistik menunjukkan kejadian penyakit kanker pada anak saat ini memperlihatkan kecenderungan meningkat, dibandingkan dua dasa warsa yang lalu. Sekitar 10 % kematian pada anak disebabkan oleh kanker. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan setiap tahun penderita kanker di dunia bertambah 6,25 juta orang. Dari jumlah tersebut, 4% atau 250 ribu penderita adalah anak-anak.
Antar 2-3% dari jumlah kasus kanker di Indonesia terjadi pada anak-anak, yakni sekitar 150 dari 1 juta orang anak. Oleh karena itu, diperkirakan setiap tahunnya ada 4.1000 kasus baru kanker pada anak di Indonesia.
Padahal sebenarnya kanker pada anak dapat diobati dan diupayakan sembuh bila ditemukan dalam stadium dini.

Kisah Anak Penderita Kanker

Jakarta, Hidup dengan kanker tidak pernah mudah, apalagi bagi anak-anak yang tentunya punya begitu banyak harapan dan cita-cita untuk masa depan. Hanya dengan semangat juang yang tinggi, anak-anak pengidap kanker berikut ini bisa tetap penuh semangat.

Salah satu anak pengidap kanker adalah Gitta Sessa Wanda Cantika alias Keke, yang pernah populer karena menulis puisi berjudul Surat Kecil untuk Tuhan, sesaat sebelum meninggal. Ia meninggal akibat Rabdomiosarkoma, sejenis kanker jaringan lunak yang namanya saja bahkan sangat sulit untuk dilafalkan oleh gadis 13 tahun ini.
Kisah Keke sempat di film kan dan menyentuh hati banyak penontonnya.
"Kisah Keke ini sangat inspiratif, menunjukkan bahwa anak yang menderita kanker tidak boleh menyerah dan kehilangan semangat. Harus terus berjuang seperti Keke," kata Dinda Hauw, aktris cilik berusia 14 tahun yang memerankan tokoh Keke di film tersebut.

Restu (laki-laki, 17 tahun, kanker tulang)
Kalau saja Restu tidak jatuh lalu mengalami patah tulang di usia 12 tahun, mungkin saja tumor ganas yang bersarang di tulang kakinya tidak akan ketahuan. Meski tumor itu sudah bisa diangkat, namun ia harus rela kehilangan kaki kanannya yang diamputasi untuk mencegah sel-sel kanker itu terus menyebar.

"Sebelum patah tulang, sama sekali tidak ada tanda-tanda kalau Restu punya kanker. Kalaupun ada keluhan, paling-paling hanya sering merasa ngilu, pegel-pegel," ungkap Sri Winarti, ibu kandung Restu.

Tidak cukup hanya kehilangan kaki kanan, Restu masih harus menanggung dampak serius dari kemoterapi yang dijalaninya. Sejak tahun 2009, ia mengalami gagal ginjal akibat terlalu banyak mengonsumsi obat kanker sehingga harus rutin melakukan cuci darah sebanyak 2 kali dalam setiap minggu.

Sarno (laki-laki, 9 tahun, kanker mata)
Sama seperti Restu,
Sarno asal Lampung juga mengetahui dirinya terkena kanker setelah mengalami sebuah kecelakaan. Saat bermain ketapel, peluru milik salah seorang teman nyasar dan mengenai matanya hingga memerah dan terasa perih.

"Sempat periksa ke dokter praktik, tapi beberapa minggu kemudian matanya malah membengkak. Sarno kami bawa ke RSUD Lampung, ternyata ada kanker dan dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo," tutur Rasidi, kakak Sarno yang setia mendampingi adik bungsunya selama 6 bulan lebih dirawat di Jakarta.

Saat ini Sarno masih harus menjalani kemotrapi dan beberapa kali pemeriksaan, sehingga Rasidi memperkirakan keluarganya belum bisa pulang ke Lampung dalam 6 bulan ke depan. Rasidi cukup tegar dan selalu optimistis Sarno akan sembuh, meski mata kanannya tidak akan pernah bisa melihat lagi karena sudah diangkat.

Denie (laki-laki, meninggal di usia 20 tahun, leukemia)
Hingga berusia 13 tahun, Denie Ramadhan Noerdin adalah remaja yang sangat enerjik dan punya obsesi ingin masuk tim inti bola basket di sekolahnya. Namun sejak didiagnosis menderita kanker darah atau leukemia, Denie harus mulai melupakan impian itu karena dokter melarangnya untuk beraktivitas hingga terlalu letih.

"Setelah dikemoterapi, Denie sebenarnya sempat dinyatakan sembuh. Namun sejak itu dia mengalami relaps (kumat) 2 kali dan yang terakhir sudah tidak tertolong, Denie wafat 2 Februari 2011. Kondisinya saat relaps yang terahir, testis membesar," kenang ayah Denie, Tonie Noerdin.

Kendati bertahun-tahun hidup dengan leukemia, Tonie mengakui semangat hidup anak sulungnya itu sangat luar biasa. Meski tidak bisa sekolah dengan normal seperti remaja lain, ia tetap ingin belajar melalui home schooling hingga SMA. Sejak tidak boleh main basket, ia juga menekuni hobi baru yakni fotografi.

Sungguh mulia mereka yang masih berjuang tanpa menyalahkan takdir, berjuang melawan sakit yang tiada henti, melawan rasa takut akan kematian setelah di vonis mengidap kanker dan tetap menginspirasi banyak orang dengan kisah perjuangan hidup mereka.

Dengan diselenggarakannya CLORINE ( Color Run For A New Hope) bukan hanya bersenang senang saat berolahraga dengan bubuk warna warni tetapi Anda dan Kami yang peduli dengan para Anak anak pejuang yang sedang melawan keganasan Kanker juga ikut serta membantu mereka karena Dana yang kami kumpulkan akan Kami sumbangkan kepada YKAKI ( Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia ). Selagi kita bisa bantu lah mereka para malaikat kecil yang sedang berjuang melawan Kanker Anak.

Senin, 14 April 2014

Clorine Vokom Universitas Indonesia

LETS GIVE IT MORE!!! FOR YOUR HEALTH AND FOR A NEW HOPE OF THEY SHINING LIFE.

This event will be held on may 25th, make a great circle of your calendar

Kami mahasiswa Vokasi Komunikasi Universitas Indonesia 2013/2014 akan mempersembahkan sebuah pengalaman menarik bagi kalian penghuni kampus perjuangan Universitas Indonesia untuk berolahraga dan beramal. banyak manfaat yang akan kalian dapatkan dari Clorine ini, jadi bagi kalian mahasiswa Universitas Indonesia jangan ragu untuk menyumbangkan keringat kalian karena 1 keringat yang menetes tersimpan harapan cerah bagi mereka yang membutuhkan, terutama bagi anak anak penderita kanker yang harus berjuang demi merasakan matahari lebih lama dari harapan kecil mereka yaitu Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia  yang bertempat di Jakarta Pusat.